Deskripsi

Tradisi turun mandi atau dalam bahasa lain disebut “bacungak” ini sudah menjadi sebuah tradisi yang turun temurun dan bahkan sudah ratusan tahun yang lalu yang dilakukan kepada bayi yang baru lahir. Tujuan dari turun mandi atau bacungak ini untuk “meresmikan” si bayi ini dan ibu bayi ini untuk bisa mandi ke sungai dan keluar rumah dengan “bebas” yang sebelumnya karena bayi masih kecil dan ibunya masih dalam proses pemulihan tidak diperbolehkan keluar rumah ataupun pergi mandi ke sungai.

Sebelum sang bayi ini dimandikan oleh dukun beranak (yang istilahnya dukun kampung) ada banyak hal yang mesti dipersiapkan dan diperhitungkan, pertama adalah hari pelaksanaanturun mandi, jika bayi laki-laki maka acara turun mandi dilaksanakan pada hari ganji yaitu hari Ke 9, 11, 13, 15 dan 17 dari hari kelahiran sang bayi dan jika bayinya perempuan maka hari turun mandinya adalah hari ke 6, 8, 10, 12, 14 dan 16. penentuan hari pelaksanaan tersebut tergantung kepada kesiapan dan tali pusat sang bayi sudah lepas. Sehari sebelum pelaksanaan prosesi turun mandi tersebut hal-hal yang mesti dipersiapkan oleh tuan rumah (orang tua sang bayi) berupa Karambial Satali (2 buah kelapa yang belum dikupas kulitnya dan diambil sedikit kulitnya dan diikat satu sama lain), sakampial bore (beras yang dimasukkan kedalam kantong yang terbuat dari daun pandan kering), satu ekor ayam toge (maksudnya disini adalah bukan sejenis makanan, tetapi seekor ayam kampung yang beratnya sekitar 7-9 ons), limau mandi (buah jeruk purut yang direbus bersama dengan akar bunga siak-siak, sejenis bunga hutan yang mempunya akar yang wangi), katupek (ketupat yang terbuat dari beras pulut), satu buah cermin kecil, sisir, bedak dan minyak kelapa. Setelah semua bahan dipersiapkan maka sang dukun bayi memulai prosesi turun mandi yang dimulai dengan memberikan/memasang colak (colak terbuat dari ramuan arang kayu dan jaring laba-laba yang berwarna hitam pekat) kepada bayi yang telah dia persiapkan sebelumnya dari rumah dengan menggunakan kuas bulu ayam, ini dipasang ke alis mata sang bayi dengan disertai mantera-mantera. Limau mandi, katupek, cermin kecil, sisir, bedak, minyak kelapa dimasukkan kedalam sebuah nampan besar yang biasa disebut talam, yang biasanya dikenal dengan sebutan bintang limau. Setelah itu sang bayi dan ibunya dibawa keluar rumah menuju sungai Batang Kuantan /tempat pemandian, sang dukun yang menggendong bayi tersebut menggunakan payung dan memegang parasopan (puntung kayu bakar) yang diiringi dengan rarak calempong, bayi ini terlebih dahulu dibawa bersilat di halaman rumah oleh sang dukun sebelum menuju sungai dan diringi dengan membawa bintang limau dan ayam toge. Sesampainya di tepian sungai, sang dukun bayi memulai prosesi turun mandi ini dengan beragam cara dan makna yang luas, diantaranya adalah sebelum mandi ke sungai sang bayi ini dipasangkan colak yang terbuat dari ramuan arang kayu dan sarang laba-laba, sarang laba-laba mempunyai makna kelak sang bayi ini sudah dewasa ia akan sama seperti laba-laba yang rajin mencari nafkah, mendudukan bayi diatas ayam, ini  melambangkan kendaraan bagi sang bayi kelak, artinya sang bayi ini jika sudah dewasa akan mencari nafkah, menghanyutkan bara kayu ke sungai mempunyai makna melepaskan segala beban ataupun masalah terhadap bayi ini, menghadapkan sang bayi ke cermin setelah dibedaki ini mempunyai makna kelak dia akan memperhatikan penampilannya (lai manggaya), setelah selesai mandi balimau, ketupat yang ada didalam bintang limau tadi diperebutkan oleh para penonton yang bermakna ketupat ini adalah pemberian/sedekah dari bayi kepada orang lain dan ada juga yang menyebutkan kalau kelak nanti setelah dewasa dia akan menjadi primadona / rebutan oleh wanita jika bayi laki-laki dan sebaliknya. Sesampainya dirumah sang bayi dimasukkan kedalam ayunan yang terlebih dahulu dibuat dengan menggunakan kain sarung yang juga dibawahnya diletakkan parasopan (asap yang ditimbulkan oleh sabut kepala yang dibakar) dengan diiringi menbaca doa oleh dukun bayi. Setelah hitungan ayunan dinilai tepat oleh sang dukun maka sang bayi ini ditidurkan di tempat tidurnya, ini menandakan prosesi turun mandi bagi sang bayi telah selesai.

Foto